Jakarta - Slawi - Semarang - Bandungan - Magelang - Yogyakarta - Jakarta

"Perjalanan masih panjang, dan tentu ada liku-likunya.. namun hati harus tetap teguh dan jangan berhenti untuk memiliki tujuan dengan syukur mengiring"




Perjalanan sudah di rencanakan rutenya tidaklah panjang, hanya beberapa ratus kilometer, dan kota-kota tujuan sudah di tetapkan, Slawi-Semarang-Bandungan-Magelang-Yogyakarta.
perbekalan untuk perjalanan seorang diri tidaklah terlalu banyak, semua di sesuaikan.. dan saya bersiap berangkat dengan sepeda motor.


misi dalam perjalanan ini adalah apa yang saya inginkan saat saya memutuskan untuk memiliki sepeda motor , yaitu menikmati waktu dengan berkendara dan merenung dalam hiruk pikuk yang terlewati :-), sebelum berangkat saya coba pamit kepada ibu, sebagai satu-satunya orang tua yang saya miliki saat ini, karena sang bapak sudah beberapa tahun meninggalkan dunia ini.


16 Mei 2012 saya lewati perjalanan dengan semangat, melintas jalur utara jawa, melintasi perbaikan jalan pantura yang tak kunjung selesai perbaikan membuat saya berpikir kenapa mereka tidak membuat jalan yang lebih kuat.. apa karena kalau jalannya tidak rusak maka tidak ada proyek :-),  pukul 12.30  siang saya berangkat dari Jakarta pukul 7.30 malam saya tiba di kota tujuan pertama yaitu Slawi, kota kecil sebagai bagian dari Tegal, untuk menemui sahabat saya Harry, kota yang di kenal sebagai penghasil teh kemasan, dimana-mana bisa di temui berbagai macam merk teh ternama yang biasa di konsumsi warga ibukota, dan harum teh menyebar hingga ke seantero kota, duduk bersama sahabat saya harry kita ngobrol panjang lebar di alun-alun Slawi, di pusat keramaian ini, bermacam jajanan yang juga umum di keramaian jakarta, saya memesan Soda Susu :-).

18 Mei 2012, Dua malam sudah saya dikota ini, pukul 12.30,  saatnya melanjutkan perjalanan, kota tujuan berikutnya adalah Semarang. ibukota jawa tengah, perjalanan menuju semarang dalam gersangnya siang, melewati hamparan sawah menghijau yang menjadi bukti betapa kita hidup di tanah air yang subur, dan mereka yang bekerja keras mengolah tanah yang subur untuk menghasilkan beras yang mungkin diantaranya sudah masuk bertahun-tahun dalam perut kita, sejenak beristirahat di sebuah pematang sawah, datang ibu tani yang menawarkan saya untuk mencicip makanan yang dia bawa, dan saya menyuguhkan pak tani dengan rokok kretek yang saya bawa sebagai bagian dari bekal, pak tani mengajarkan bahwa hidup penting untuk di syukuri karena kasih tuhan berada dimanapun, dan dalam kondisi apapun, maka ingatlah Dia yang Maha Pengasih dan memohonlah perlindungan pada Dia satu-satunya, setelah berterima kasih, dan merasa cukup waktu istirahat, saya melanjutkan perjalanan, tiba di semarang pukul 5 Sore, saya menginap di rumah pakde saya yang bernama Rustam, di sambut hangat dan di siapkan makan malam, Pakde Rus memang sangat dekat, tidak segan-segan memberikan nasihat menjelang saya mempersiapkan pernikahan, saya bisa melihat kesabaran dalam dirinya saat memberikan nasihat, sambil mengeringkan Al Kitab Injil yang basah kehujanan setelah pulang dari gereja, dia memberikan contoh untuk menjaga dan tekun mensyukuri apa yang telah kita lewati dan miliki.

19 Mei 2012, semalam saya menginap di rumahnya, keesokan pagi, saya terbangun mempersiapkan, dan mengecek kondisi kendaraan untuk melanjutkan perjalanan yang tak seberapa jauh dari Semarang, yaitu kota Ambarawa, di sebuah desa bernama Nduren 17 Agustus 1945, lahirlah seorang pria yang menjadi Ayah saya Agus Sunaryo, meski rumah tempat Almarhum di lahirkan sudah tidak lagi berdiri, seolah saat tiba di tempat itu Almarhum ayah saya berada di sisi saya sembari mengkhayalkan bagaimana masa kecil ayah saya, menginap di rumah saudara Ambar, yang letaknya tidak jauh dari kediaman mbah saya, udara pegunungan yang menyejukkan seolah seperti mengganti lelah saya dalam melakukan perjalanan, Ambarawa adalah sebuh kota yang memiliki tempat dalam sejarah, seperti peristiwa Palagan Ambarawa dalam melawan penjajah, dan disini pula terdapat museum Kereta Api.

20 Mei 2012, semalam sudah menginap di tempat kelahiran Ayah saya, dan saya menyempatkan untuk berziarah ke makam keluarga yang letaknya berada di atas bukit yang sejuk, sejenak saya renungkan leluhur saya yang di makamkan di daerah ini adalah bagian dalam diri saya dimana keberadaan diri mereka adalah keberadaan diri saya sekarang, sesaat memanjatkan  do'a dalam heningnya makam, dan kemudian saya mengunjungi rumah orang tua Lek Ti, Lek ti adalah pengurus rumah yang sudah puluhan tahun bekerja di rumah saya dengan pengabdian yang luar biasa terhadap keluarga, menemui orang tuanya yang sudah renta, saya mengobrol cukup lama, dan perjalanan pun di lanjutkan menuju kota kelahiran Ibu saya yaitu Magelang.


Melewati jalur alternative Sumowono yang kecil dan  berkelok diantara pegunungan yang menghijau, menambah serunya petualangan, sejenak menikmati kretek dan cemilan sambil mengambil beberapa gambar cukup membuat suasana hati kembali bersemangat.


Hingga tibalah saya di Magelang, kota yang berdiri diantara perbukitan Tidar dan Panorama Gunung Sumbing yang menjulang tinggi dan gagah, di sinilah ibu saya di lahirkan, sejenak beristirahat di rumah saudara ibu saya bersama rekan perjalanan damar yang saya temui di Bandungan, saya berniat mengunjungi makam mbak dari Ibu saya, di sebuah pemakaman umum di daerah Potrobangsan, Di Potrobangsan ini kenangan masa kecil kembali terbuka, rumah ibu saya masih berdiri dengan bentuk yang tidak berubah, hingga malam saya melanjutkan perjalanan dengan rekan perjalanan menuju Yogyakarta.

Jarak Magelang menuju Yogya tidaklah seberapa jauh, jejak-jejak sisa letusan merapi masih tampak dengan jembatan yang baru saja di perbaiki setelah hancur di terjang lahar dingin beberapa saat yang lalu, Namun Yogya seperti umumnya kota besar malam hari pun tetaplah ramai, pemandangan manusia yang asik nongkrong dengan nikmatnya sepanjang jalan.

Menginap semalam di kediaman Henry, sahabat saya sejak SMA, bersama Damar, disebuah rumah di daerah Condong Catur yang juga di huni oleh beberapa kawannya, kita menikmati obrolan nostalgia zaman sekolah, hingga terlelap karena lelah.

21 Mei 2012, Hari ini adalah "malas day", saya dan Damar memiliki waktu istirahat yang panjang sebelum pulang kembali ke Jakarta, "Malas Day di isi dengan wisata kuliner di Kota Yogya, harga makanan yang murah dan mengenyangkan adalah salah satu daya tarik tersendiri untuk di sebut kota pelajar karena harga makanan yang bersahabat. di malam harinya kita bertemu mas Gatot dari HDCI Yogya, di ajaknya untuk bersantai di kota Yogya, dia mengajak saya dan damar mencicip warung seafood yang dia kenal enak di kota ini, setelah itu di ajaknya untuk menikmati berkendara Harley Davidson, sayang esok paginya kita harus sudah berangkat dari Yogya untuk menuju Jakarta pukul 5 pagi sehingga kita pulang tidak ingin terlalu larut.

22 Mei 2012, pukul 5 pagi, setelah mengecek kondisi kendaraan sebelum perjalanan menuju Jakarta kita pun berangkat dari kediaman Henry, melewati jalur alternativ  Weleri kita mengarah ke Pantura, jalanan yang berkelok dengan kondisi yang tak terlalu baik, sesaat kita beristirahat di warung kecil untuk menikmati kopi pagi, dan mengisi bensin di daerah Sukoharjo, perjalanan panjang ini di nikmati dengan beberapa istirahat, diantaranya di sebuah restoran besar dimana sempat terlelap beberapa jam, dan di kota cirebon untuk kembali menikmati kopi sore, setelah itu perjalanan di lanjutkan hingga sampailah di Jakarta pukul 8.30 malam, saya dan rekan perjalanan Damar pun menyantap Sate Kang Mamat, di daerah pondok kelapa, sebelum beristirahat guna aktivitas masing-masing esok harinya.

Nice trip.. :-)






Komentar