Manusia Alam

Dalam pertunjukan "Wayang Beber Metro" dengan judul Kabut Hitam di Desa Temukerep yang saya tonton di Newseum Kafe, dalangnya Mas Samuel menuturkan akal-akalan manusia yang pintar mengakali manusia lainnya untuk mendapatkan apa yang di inginkan, yaitu kesenangan duniawi, dengan mengorbankan kehidupan yang asri dan menggantinya dengan kerusakan dan polusi, pada akhir kisah di sesali oleh manusianya sendiri.

cerita tersebut dapat di selaraskan dengan kenyataan sekarang, bagaimana pembangunan seharusnya berjalan harmonis dengan alam yang menopang kehidupan manusia, bermacam penyakit dan bencana yang di dera manusia saat ini tak lepas dari buruknya kepemimpinan manusia yang bersikap arogan dalam menata kehidupan, sedangkan manusia dan alam adalah sesuatu yang terhubung dan mustahil terpisahkan satu sama lainnya.

Bagaimana dengan hutan Kalimantan yang di gunduli untuk di rampas hak hidup tumbuhannya, atau di ekploitasi hasil dalam buminya, Papua, dan bermacam daerah di Indonesia, dimana penghancuran manusia terhadap alam, tak lagi memikirkan kondisi alam sebagai penopang kehidupan manusia sendiri, sedikit dari sekian banyak yang menyadari, mereka yang bersuara melalui karya, atau mereka yang giat memberikan pelatihan energi alternative seperti "Geng Motor Imoet" yang bermarkas di Kupang dengan touring dari desa ke desa, mengajarkan masyarakat untuk menggunakan sumber energi yang berasal dari kotoran melalui peralatan yang mereka rancang sehingga masyarakat dapat sejenak lepas dari ketergantungan terhadap energi fosil yang tentunya lebih merusak, dan berbagai komunitas lainnya yang senantasa kreativ dalam melakukan perbaikan.

Bagaimana dengan Jakarta? Banjir, Kemacetan, dan bermacam rupa permasalahannya..
singkat saja karena ruwet menjabarkannya, kota ini boleh saja memiliki gedung pencakar langit sedemikian banyaknya, Mall yang demikian mewahnya, namun tetap sesak rasanya tanpa tumbuhan yang cukup untuk menghasilkan oksigen guna orang Jakarta bernafas.. :-)
 

Komentar

  1. manstaab...
    seni tradisional sekalipun dapat dijadikan sebagai media u/ sling mengingatkan bagaimana keadaan alam kita sekarang..
    semoga dapat berbagi semangat yang sama
    thank you tulisan'a kang Sigit :-)

    BalasHapus

Posting Komentar