Catatan Ruang Tunggu


Catatan Ruang Tunggu

 “pertemuan dan perpisahan, dimana kedatangan dan kepergian berada dalam satu wahana besar”

Di hadapan dinding bata merah tersusun rapi, kita bertemu untuk pertama kalinya, setelah bertahun mengenal lewat surat dan beberapa lembar foto yang di kemas digital dalam lembah maya. 

Ruang pertemuan dan perpisahan, sebuah catatan harian singkat yang akan terkenang bahwa kita saling bersentuhan..


Wajahmu dan wajahku tampak berbeda dalam nyata, karena matahari menyengat luar biasanya.

Perjalanan menyusur jalan berkelok dan kecil, kita merayap, tertawa dan terlelap karena lelahnya, namun tak seberapa lama, karena sedikit saja itu terjadi sebuah momen akan kosong begitu saja.

Sandal jepit tak jua terbeli, namun kita bisa menikmati jagung bakar dan kopi sachet saat mentari muncul membias pantai di pagi hari.

Hijau tanah lapang rumput di kelilingi tanaman padi, beratapkan genteng merah, anak kecil menari dan tertawa, musik karawitan mengiring, diantaranya ada ibu-ibu yang menyusui balita yang  terlelap  karena semilir angin bertiup dengan sejuknya.

Keakraban kita tak di buat-buat seperti layaknya film yang di kemas kejar tayang, hingga sebuah perpisahan dengan haru kau berkata, suatu ketika ruang akan mempertemukan kita dalam nyata dan maya, namun ini tak akan hilang begitu saja.

Dalam Ruang Acak persamaan akan saling mencari satu sama lain, baik untuk memulai, melanjutkan atau hanya sekedar berakhir dalam rajutan cerita.

 
 


Komentar

  1. Meskipun ada asa dari insan yang terpaku terdiam membuyarkan dalam ruang acak itu...

    BalasHapus
  2. terima kasih atas artikelnya sangat menarik & bermanfaat
    salam kenal & sukses selalu
    penerjemah bahasa jerman
    penerjemah bahasa belanda

    BalasHapus

Posting Komentar