Sirat yang Tersurat

Keremangan ini membangkitkan gairahku untuk mengucap sesuatu, surat yang kukirim mungkin bukan lembaran kertas yang dapat kau simpan dalam kotak kayu sebagai sebuah pusaka indah, saat kau mengenangnya kelak, surat dalam lembaran maya kutuliskan, dimana di dalamnya berisi kata-kata yang kususun sesuai dengan yang kurasa, setidaknya aku memperkirakan seperti itu, tidak ada yang benar-benar sempurna bukan, Demikian pula aku sebagai pelaku yang menulis itu semua..

Merentang waktu antara kau dan aku, tak terasa telah lama kita berteman dalam kasih..
Kenangan baik dan buruknya..
Kita saling mengenal dalam rangka pertemanan yang indah menurutku, bilamana di dalamnya aku ungkapkan sayang dan cinta secara verbal, itu nyata adanya bila tanpamu sepertinya ada yang kurang dalam kata utuh.

Yang kuinginkan adalah kita sama-sama untuk melanjutkan rajut kehidupan ini dengan membuat kita berjalan bersama, menyadari ada beda diantara kita, namun karena kita sadari hal itu, maka kita saling menguatkan satu sama lain.
Jauh dari frame-frame yang membuat kita berpikir bahwa menjadi tak sama adalah suatu kesalahan, dimana kita diminta untuk menjadi satu rupa, yang sesungguhnya tak memperkaya pribadi kita.

Memiliki, membeli, memperbincangkan dan menegosiasikan sesuatu yang sama tak membuat permasalahan tuntas bukan?, meski di konsepkan, di bentuk dan dibangun secara massive dan massal.

Satu yang di paksakan adalah pemiskinan wacana, limbah retorika yang membuat manusia berjarak satu sama lainnya, dekat hanya dalam fatamorgana, dan terdiam seribu kata dalam nyata. Alangkah lucunya kita bila seperti itu bukan?.
Percayalah, selama kita memperkuat dasar berpikir dan karakter yang mumpuni, tak mudah bagi kita untuk di goyahkan, bukan begitu?.




NB : kau boleh berkata tidak bila memang tak setuju atas semua pertanyaan yang ku ajukan, namun jawablah dengan jujur :-)

image by : sangkotakusang.wordpress.com

Komentar