Pekat

Suara di sore yang bening, tatkala keramaian mendamaikan, tatkala gemuruh menyatu dengan senja yang semakin akrab ke bumi, galau ibukota mengalur dengan derasnya manusia, menjinjing hati yang terkikis  dan kesepian..

Diaz duduk memojok di pinggir telepon umum, terlihat gelisah, dengan tiadanya dia merasa lemah..
Ketika kepedulian tak berpihak padanya, seolah ia bicara pada langit yang mengacuhkannya..



Matanya menyala terang, seolah api terpancar dari kepedihan yang ia rasakan..
Dia terasing.. Dan mengasingkan diri..
Semua terjawab begitu indahnya, pada sosok yang berpaling kala tanpa segaja menoleh padanya..

mencoba memejamkan mata namun tetap melihat, mata terbelalak namun semua pekat..
pandangan kosong mengintainya, entah imajinasi belaka namun itu yang ia rasa..

ia hanya sendiri.. menanti, hanya untuk di pungkiri..
ia tersakiti, namun tak ingin menyakiti..

image by : http://what4.wordpress.com/

Komentar