Kupu-Kupu kecil di taman beton, berwarna ungu cerah menempel pada dinding abu -abu, dimana ia tak mendapat sarinya namun merasa nyaman menghigapinya, tiada asap, yang menggumpal hari itu..
Maya dengan keindahan matanya menatap kupu-kupu indah dengan sayap berwarna cerah, seolah ia tak pernah melihat kupu-kupu sebelumnya, hingga ia mengantuk mencari tempat bersandar, dan tanpa sadar ia tertidur dengan lelapnya..

berjalan dan terus melangkah, ia dapati seekor ular python sedang menempel di tugu pancoran yang tertutup akar-akar liar, air di bawahnya menjadi tempat menetap yang mengasyikkan buat bebek-bebek liar yang berjalan berenang beriringan.. Jakarta di alam maya menjadi ruang yang memang bukan di peruntukkan manusia, hanya ada hewan, bermacam serangga, dan tumbuh-tumbuhan, hidup secara liar, terkadang terlihat brutal, namun alami adanya..
Maya melihat sebuah monumen alam yang kerangkanya di buat manusia, kolam mengitarinya, ia menyadari, mungkin ribuan tahun lalu manusia bermain di sekitarnya, mengambil gambar dengan kamera digital dan mengabadikan tiap momen yang ada, ia pun terlelap kembali, di kolam dimana orang dulu menyebutnya Bundaran Hotel Indonesia, sejenak matanya melirik ke bukit di hadapannya yang sebelumnya adalah Mall besar di sekitarnya, hinga tertidur dan kini ia berada diantara manusia yang berlalu lalang di sekitarnya, lalu kemudian terlihat mata Satpam yang melotot dan menyuruhnya untuk segera berdiri, dan pergi dari tempat ia terbangun..
Komentar
Posting Komentar