Kenangan

Perempuan Berjilbab itu duduk bersama seorang laki-laki di sebuah ruang kelas, tampaknya mereka sepasang kekasih..
yang tak dapat saya lupakan hingga saat ini adalah saat ia menatap saya, yang sedari tadi memandangi obrolan mereka..
saya tak mendengar apa yang mereka bicarakan, saya hanya melihat suatu pasangan dengan raut kusut seperti sedang ribut..
ketika pulang tak di sangka saya satu metromini dengannya, saya coba duduk lebih dekat, ia tampak asing melihat saya..
dan saya tak memiliki keberanian berkenalan dengannya..
kenangan itu adalah saat saya berada di kelas 3 sekolah menengah umum, dan hingga kini saya masih belum bisa melupakan bagaimana cara ia memandang..

Pernahkah anda merasa seseorang akan begitu anda ingat, dalam momen singkat yang seperti itu hingga waktu yang cukup lama?

Kini ia entah ada dimana?, namun tatapan itu masih saja tersimpan di dalam memori saya..

Hingga di suatu pagi, saya menyempatkan berjalan-jalan pagi, menikmati sarapan di sebuah taman yang tak layak di sebut taman, karena tidak ada keindahan tanaman di sana selain rumput dan ilalang..
saya kembali bertemu dengannya,
Saya masih ingat perempuan itu, ia keluar dari mobil dengan pakaian daster ikut menikmati sarapan di sebelah saya, sungguh momen yang tak saya duga..
tapi ia sepertinya sudah lupa saat pertama ia melihat saya dulu..
namun tidak dengan saya..
meski kini ia telah melepas jilbabnya, namun tatapannya masih sama..

hingga kemudian seorang anak kecil memegang tangannya dan berkata, bunda aku ingin bermain..
Diwaktu dan tempat yang berbeda..
saya hanya tersenyum dan kemudian meninggalkannya dengan senyuman itu..
dan syukurlah ia membalasnya..

dunia bisa berubah setiap saat, namun kenangan akan terasa melekat, meski saat kita tidak dekat..
mungkin saya lupa apa yang di ajarkan saat sekolah dulu, namun tidak dengan beberapa kenangan saat sekolah, karena itu lah yang membedakan antara ingatan dan kenangan, ketika kita bisa melupakan ingatan, dan kita perlu diingatkan, namun kenangan tidak dapat begitu saya di lupakan meski kita terkadang menginginkannya.
alamak.. saya bahkan tak tahu namanya..

NB: berbeda dengan Flashdisk kita bisa memformatnya dan kembali mengisinya..
namun apa jadinya bila otak ini di format, semua akan hilang dan bisa saja berakhir di rumah sakit jiwa.. hehe..

Komentar

  1. :) nice story..
    meskipun terkadang aku kerap berharap amnesia permanen agar bisa memformat ulang hidupku dengan sesuatu yg baru tanpa harus terganggu oleh ingatan tentang masa lalu.
    salam,
    (AMP)

    BalasHapus

Posting Komentar