Nada, Teh Poci dan Tikar..


Ia datang melewati celah pintu yang sengaja tak kututup rapat, tersenyum sesambil melambaikan jemari yang lentik, aku memang sudah menunggunya sedari tadi..



simpul-simpul kebersamaan mengalun dalan iringan gitar bernada klasik, aku tahu kamu menyukainya, kita pun sama-sama tak tahu siapakah yang mencipta melodi itu, namun telinga kita begitu hangat tersentuh olehnya, memahami sesuatu tanpa harus mengetahui detail aksara dalam rentetan suara, seperti mengenal surga tanpa harus memprediksi bentuknya..

kita tak duduk dalam meja kursi mewah ala kafe seperi di film-film hollywood, kita bergurau dengan tikar yang memanjakan, dimana angin setiap saat mendinginkan melalui pori-pori.

y teh dalam poci tanah liat membuat kita dekat dengan apa adanya, kamu dan aku, kita bukan satu namun menyatu, dimana beda adalah sama, karena berbeda sudah lagi bukan masalah, mari kita sudahi ini, lalu berjalan tanpa harus berpikir aku dan kamu adalah siapa..

Komentar