Suatu Masa di Kp. Melayu


Sekolah membosankan.. sekumpulan murid berjuang untuk mengahadapi sistem yang di beri label UAN, setiap murid ingin menjadi yang terbaik, aku berada di masa itu.. sepulang sekolah duduk di pinggiran trotoar pangkalan Kopaja 612, ku mengenal mereka, yang menyebut diri mereka SEMAR (Seniman Melayu Terminal).. singkatan yang unik memang dan terkesan di paksakan, namun mereka percaya itu bukan hanya sekedar nama.. dan entah siapa yang menginspirasi nama tersebut.
Menikmati Es Teh Dingin di hari yang panas, berkumpul dan berbagi dengan mereka dari hari ke hari, membuat aku dan mereka manjadi kami, belajar bermain gitar,bernyanyi untuk rupiah dan mengajar bahasa Inggris di tempat tersebut tidak pernah terlupakan hingga kini.
Aris, Bang Zul, Firman, Hendrik, sekumpulan nama berkumpul dalam roda kehidupan..
Mereka tak seperti yang di gambarkan media televisi yang menggambarkan ketidak bahagiaan dan kesuraman, karena media mainstream kerap menggambarkan kebahagiaan dalam bentuk materi, yang berbahagia adalah mereka yang mampu membeli, sedangkan persahabatan yang sesungguhnya saya kenal di tempat tersebut tidaklah memliki tarif tertentu.
Buku-buku yang ku baca saat itu di masa SMU membuat semangatku bertambah berusaha belajar mengenal manusia apapun.. karena pikirku saat itu, apa, bukanlah suatu yang kita punya, apa adalah siapa kita, mereka mengajarkan untuk bermain dan gembira, mereka menjaga satu sama lain, meski dunia tak pernah mengajarkan kata sempurna, meski saat itu kita tak mampu membeli Pizza, namun kita meluangkan waktu bersama, disebuah kontarakan kecil, kami berbagi, di kontarakan kecil yang di huni banyak manusia kita bernyanyi..
namun Kota memang pilih kasih, taman di bangun di daerah para Juragan, dan sisanya.. bermain dimana saja.. Ujar Firman, yang hingga kini kata-kata tersebut masih teringat.. :-D
Kini mereka seolah seperti buih yang tersebar dimana-mana.. sesekali mengunjungi namun sedikit sekali yang bisa kutemui, maaf ku untuk para sahabat yang berjuang di tengah kota tanpa Identitas.. Kota Jakarta, “Kota Yang Indah Buat kita Semua”.

Komentar