Obrolan Gorong-Gorong

Saya teringat bahwasannya kecil dulu gorong-gorong adalah tempat menarik buat ngobrol, got pada saat itu tak terlalu busuk baunya daripada masa sekarang, sambil nangkep ikan cerek, dan beberapa kepiting Got yang biasa di sebut Yuyu.. sahabat ku kecil Ikin namanya, dia begitu menikmati mengobrol dalam gorong-gorong, bahkan setiap cabut sekolah dia mengajak saya ke sana..
di atas kita mengobrol mobil, motor, gerobak lalu lalang, namun terasa tidak mengganggu karena gorong-gorong, sedikit banyak kedap suara. Suara kita waktu itu memang tidak ingin di dengar dan kita pun tidak mendengar apapun melainkan suara kita sendiri, anak manusia bernama Sigid dan Ikin. Gorong-gorong besar, dan gorong-gorong kecil.
Ternyata masyarakat dewasa sebagian besar pun tak jauh berbeda,
obrolan mereka adalah obrolan gorong-gorong, contohnya adalah penggemar tongkrongan warung kopi, di warung kopi masyarakat kelas jumpalitan, yang harus mikir besok makan apa,  setelah sekarang makan nasi warteg,  mereka berkomunikasi untuk tidak di dengar oleh pihak yang harusnya mendengar mereka, obrolan tentang pamong praja, yang seolah-olah meneror eksistensi mereka untuk hidup dan berusaha, hingga kasus century, yang saya percaya mereka hanya mengerti uang trilyunan itu banyak, obrolan mereka tidak bisa di katakan bermaksud politis dikarenakan obrolan tersebut hanyalah sempilan curhat di tengah wacana yang berkembang.
Contoh dialog :

A  :  kamu tau gak kalau kekerasan dalam sepakbola itu imbas daripada aparat pemerintah yang menyontohkan kekerasan terhadap pedagang kaki lima melalui aparatnya, sehingga masyarakat mengikuti cara kekerasan sebagai media berkehendak.

B  :  o.. gitu ya..

Dalam Hal ini si A, tidak berkehendak untuk mempengaruhi si B, agar ikut memperhatikan kondisi Negara, ia hanya curhat dalam sempilan wacana yang berkembang, balasan yang di keluarkan si B pun tidak mengacu pada rasa setuju, melainkan hanya sebuah rasa menghormati omongan si A.

Si A adalah seorang tukang sayur yang merasa jantungnya berdegup marathon tiap kali melihat patroli Pamong Praja.

Pernahkah Anda dalam situasi seperti ini?,  Meski tidak dalam gorong-gorong sekalipun.. 

Komentar