Sepintas ingatan Senja



I
Tanpa Televisi, Tanpa suara Cellphone, duduk dipinggir telaga yang sudah tak berwarna, menikmati kopi hitam hangat dan sebatang rokok kretek, sore itu gerimis menambah suasana kenyamanan, sejenak pikiran ini melayang ke dalam imajinasi masa lampau, apakah yang terjadi pada tempat ini sebelum di jamah manusia?, Hijau mengiring setiap derap hewan mamalia dan serangga, tak ada tawa yang ada hanya curhatan jangkrik yang berbentuk C minor di tangga nada alam.. hehehehe..

II
Rombongan Urbaners dari kota menuju lamunan alam, mereka yang penat dengan riuh ramai mencari keheningan di pojokan cemara sambil mendengarkan lagu-lagu di Ipod, membuang kepenatan dengan pelukan hangat sang kekasih seperti di Film-Film Holywood, riuh ramai Jakarta di bawa ke alam sunyi untuk sekedar tertawa lepas bersama sahabat sambil jeprat sana-sini digital camera, di alam yang lepas manusa bisa tertawa mencipta hingar bingar yang tertahan oleh berbagai tuntutan image, bidadari sore yang tampak cantik menggunakan sweater dari wool imitasi memancarkan senyum indah ala gadis sampul, sang lelaki dengan jeket kulit menggunakan sarung tangan menyambut senyuman itu dengan melemparkan sebungkus coklat, sungguh seperti di film-film..

III

Selamat Pagi Jakarta, di bulan januari 2009, akhir pekan yang panjang banyak di manfaatkan dengan suka cita meski mungkin tak sedikit yang merana, berita televisi yang kembali hangat dengan berbagai wacana politik dan berbagai kebohongan publik di lontar sana sini layaknya permainan voli, dan semua selalu mengatasnamakan rakyat, kebenaran untuk rakyat, kebaikan untuk rakyat, informasi untuk rakyat, dan berbagai celoteh tentang rakyat, iklan-iklan pemerintah seolah-olah selalu untuk rakyat.. yang menjadi pertanyaan, rakyat manakah yang di maksud? 

Rakyat terhimpit keuangan yang memuja BLT kah, Rakyat Yang setiap saat bisa di sogok untuk mengikuti demokah, atau rakyat yang gemar menjadi supporter para politisi yang setiap saat bisa berceloteh apa saja tergantung order.. 

Sebagai bagian dari rakyat republik Indonesia, berdasarkan KTP, saya suka merasa bingung dengan berbagai wacana yang selalu di publikasikan, negara ini seolah tak pernah beres, apa saya yang kurang cerdas untuk mencernanya ya? Saya lebih baik merasa kurang cerdas dari pada sok cerdas tapi mehong adanya..
Salam Mehong Urbaners.. 

PS : terjebak hujan lebat di warung cimot saya duduk merana, untung cimot baik hatinya, membuatkan saya semangkuk mi rebus, dengan cukup imbalan transfer pulsa.. 

Komentar