Renungan Secangkir Kopi


Bilamana saya gelisah lagu yang kerap saya dengarkan biasanya adalah Ilii-Ilir karya Sunan Kalijaga yang dahulunya lagu tersebut digunakan untuk menyebarkan Islam di Pulau Jawa, lagu dengan lirik sederhana namun dalam filosofinya..

Upacara-Upacara, Renungan-renungan, dan berbagai seremonial-seremonial kerap kita jumpai dalam berbagai hal, dan kita mungkin kerap berada dalam situasi tersebut, Upacara Bendera, Renungan Malam, Upacara Pernikahan, peresmian kantor, hingga peresmian WC umum, yang semakin ramai semakin meriah..

Musik Daerah, Musik Clasic, Musik perjuangan, serta Musik Dangdut, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ceremonial dianggap hal yang sakral, lilin dinyalakan lampu dimatikan, semua dilarang bicara, dan kalau perlu kentut harap di pending, agar seremonial tersebut berjalan khidmad..

Pembacaan Puisi dan berbagai aksi teatrikal di kumandangkan dan di lakoni dengan alunan-alunan yang dirasa pas dan di harapkan membawa lamunan kita dalam, pada momen ini tak jarang ada yang mengantuk bahkan meneteskan keringat gusi.. (dibaca:ngiler).

Pernah dalam suatu acara saya menemui seseorang yang maju ke depan membawa obor, berteriak lantang ditengah kerumunan membacakan deklarasi dan para renungers-renungers yang mengantuk sampai ada yang menumpahkan kopi karena kaget..

Renungan sebagai sebuah harapan dan do’a adalah cipta rasa manusia akan keadaan yang tak dapat di prediksi, pengkhayatan yang indah ditengah realita yang kerap membuat kita jengah, dalam suatu renungan yang sunyi, diharapkan para renungers mampu mendengarkan suara alam, mampu merasakan nyata yang kian rusak oleh ulah manusianya sendiri.

Pada suatu renungan kita diharapkan jujur telanjang bugil apa adanya dalam kehidupan yang bermoral, dalam renungan kita diharapkan menjadi manusia yang berdiri di hadapan pengadilan tuhan yang maha bijaksana lagi welas asih..

Renungan yang tanpa panji-panji kepentingan, renungan yang tak meninggalkan sisa-sisa bungkus rokok, bungkus permen, nasi bungkus, kotak makanan, hingga botol-botol minuman, Renungan suci yang berlandaskan pada keinginan yang suci, memang tak harus selalu sunyi, merenung dimana saja bebas nilai tanpa perlu menjadi pribadi yang berbeda dan menebar pesona, tanpa mengharap simpati dari para renungers yang lain, karena kita tetap akan dihadapkan pada nyata yang dapat menghakimi kita kapan saja, semoga tuhan yang maha bijaksana senantiasa melindungi kita dari kejahatan yang nyata maupun yang tersembunyi..

PS : Bayar dulu Kopimu sebelum pergi, saat pagi jangan lupa gosok gigi..

Komentar