AUREL


Akhir yang Kehilangan Awal (Last Part)

Surat ini untukmu sayang, sudah lama aku tak melihatmu, entah sudah hitungan harikah?, bulankah?, atau tahunkah?, waktu yang tidak mempertemukan kita adalah waktu yang tidak sama-sama kita inginkan, namun seolah takdir mengantarkan diri kita masing-masing untuk jauh terpisahan oleh dimensi paralel dari kehidupan..
Aku membiarkanmu pergi saat itu karena aku berpikir itu yang terbaik untukmu, dan aku lupa apakah keputusan itu yang terbaik untukku, sepasang cincin ini tak menandakan apapun selain daripada ilusi perasaan yang sama-sama kita ciptakan, hujan mengiring kepergian mu, dan aku tak menyadari itu mungkin saja adalah pertemuan terakhir kita.

Aku yang pernah hidup dalam hampa kebingunganmu, dan berusaha mengisinya, aku yang terkulai lemas di pelataran jalan yang asing dan entah apakah itu nyata untukmu?. Namun aku berusaha hadir meski aku tak menyentuhmu..

Entah apa yang nyata untukmu dan untukku saat itu, karena semua seolah memiliki imajinasi masing-masing, antara kepura-puraan dan kemunafikan, kita terlalu polos untuk saling merasakan cinta, karena realita selalu menantang arus yang kita mimpikan.

Ketika kita berpisah dan aku di paksa menghadap nyata, seolah nyata tak lagi memihakku seperti sebelum aku mengenalmu, nyata menghempasku jauh dari keindahan dan membuatku harus bengis dan tak lagi merasakan apapun, tak ada lagi kiasan pesona selain daripada menantang dan ditantang oleh kehidupan, dan pada akhirnya satu sama lain memilih untuk teraleinasi oleh fakta.

Komentar